Princess Retni
Senin, 08 Desember 2014
Minggu, 16 November 2014
DASAR-DASAR PEMAHAMAN TINGKAHLAKU
Perilaku atau aktivitas manusia
merupakan manifestasi kehidupan psikisnya. Perilaku pada manusia itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
rangsang yang mengenai individu. Perilaku atau aktivitas itu merupakan jawaban
terhadap stimulus yang mengenainya.Untuk memahami lebih jauh tentang ini, maka
dikemukakan beberapa hal berikut:
1. Formulasi Perilaku
a. Perilaku diformulasikan
sebagai : R = f (S,O ), dengan
pengertian bahwa R adalah respon, f = fungsi, S = stimulus, dan O = organisme.
Formulasi ini berarti bahwa respon merupakan fungsi atau bergantung pada
stimulus dan organisme.Selanjutnya dikemukakan oleh Woodworth dan Schlosberg,
bahwa apa yang ada dalam diri organisme adalah apa yang telah ada pada
diri organisme itu atau apa yang pernah telah dipelajari oleh organisme yang
bersangkutan, yang disebut anteseden atau disingkat dengan A.
Karena itu, maka formula tersebut di atas berubah menjadi R = f
(S,A).
b. Perilaku diformulasikan sebagai : B = f(E,O), dengan pengertian bahwa B =
behavior atau perilaku; f = fungsi; E = enviroment atau lingkungan; dan O =
organisme. Formulasi ini pada prinsipnya sama
saja dengan yang di atas.
c. Perilaku diformulasikan sebagai P = f (HET) dengan pengertian P = personal
atau individu; f = frekwensi; H = herediter/pembawaan; E = enviroment atau
lingkungan dan T = time yaitu waktu/kematangan. Dengan demikian individu
beraktivitas berdasarkan hasil frekwensi/perkalian antara herediter,
lingkungan, dan kematangan usia.
d. Perilaku diformulasikan sebagai R = f (s,p) dengan pengertian R = respon, yaitu
jawaban perilaku; f =
frekwensi/perkalian; s = situation
atau situasi; dan p = personality, yaitu kepribadian. Artinya setiap perilaku
merupakan suatu respon terhadap adanya stimulus berupa situasi yang
berinteraksi dengan kepribadian seseorang. Maknanya, tidak semua orang
berperilaku sama terhadap situasi yang sama, karena adanya perbedaan
kepribadian yang berbeda.
2. Jenis Perilaku
Ada
beberapa jenis perilaku yang ditinjau dari sudut pandangan yang berbeda, antara
lain:
a. Perilaku
tertutup dan perilaku terbuka. Perilaku tertutup artinya perilaku itu tidak
dapat ditangkap
melalui indera, melainkan harus menggunakan alat pengukuran tertentu, seperti
psikotes. Contohnya:
berpikir; berfantasi, kreatifitas, dll. Sedangkan perilaku terbuka yaitu
perilaku yang bisa langsung dapat
diobservasi melalui alat indera manusia, seperti tertawa, berjalan, berbaring,
dll.
b. Perilaku
reflektif dan perilaku non reflektif. Perilaku reflektif merupakan perilaku
yang terjadi atas
reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misal reaksi
kedip mata bila kena
sinar, menarik jari bila kena panas, dan sebagainya. Perilaku reflektif ini
terjadi dengan sendirinya secara
otomatis tanpa perintah atau kehendak orang yang bersangkutan, sehingga di luar
kendali manusia.. Lain
halnya dengan perilaku non reflektif. Perilaku ini dikendalikan atau diatur
oleh pusat kesadarn atau otak.
Proses perilaku ini disebut proses psikologis.
c. Perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Perilaku kognitif atau perilaku yang
melibatkan proses
pengenalan yang dilakukan oleh otak, yang terarah kepada obyektif,
faktual, dan logis, seperti berpikir
dan
mengingat. Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau
emosi manusia yang
biasanya bersifat subyektif. Perilaku motorik yaitu perilaku yang
melibatkan gerak fisik seperti memukul,
menulis, lari, dan lain sebagainya..
3. Pembentukan Perilaku
Ada
beberapa cara pembentukan perilaku, antara lain sebagai berikut.
a. Melalui
kondisioning atau pembiasaan, yaitu dengan cara membiasakan diri untuk
berperilaku seperti yang diharapkan, yang akhirnya terbentuklah perilaku tersebut.
Misalnya anak dibiasakan bangun pagi, atau menggosok gigi sebelum tidur,
mengucapkan terima kasih bila diberi sesuatu oleh orang lain, membiasakan
diri untuk tidak terlambat datang ke sekolah, dan sebagainya.. Cara ini
didasarkan pada teori behaviorisme, terutama teori konditioning Pavlov,
Thorndike, dan Skinner,
b. Melalui pengertian (insight), yaitu memberikan dasar pemahaman atas alasan tentang perilaku yang akan dibentuk, misalnya datang kuliah jangan terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik sepeda motor pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, Salah seorang tokoh yang menganut teori ini adalah Kohler, yang juga merupakan tokoh psikologi Gestalt.. Dia menemukan dalam eksperimennya bahwa dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.
c. Melalui penggunaan model, yaitu pembentukan perilaku melaui model atau contoh teladan.Orang mengatakan bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, peminpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Cara ini disarakan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura.
4. Beberapa Teori Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungannya. Perilaku itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori. Di antara teori tersebut sebagai berikut.
a. Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall, sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku psikologi sosial pertama kali.Menurutnya, perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku innate, yaitu perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat ini mendapat tanggapan yang cukup tajam dari Allport yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
b. Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan, dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhan itu, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut. Oleh karena itu, menurut Hull, teori ini disebut juga teori drive reduction.
c. Teori Insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Dengan insntif akan mendorong organisme itu berbuat atau berperilaku. Insentif atau bisa disebut reinforcement ada yang positif ada yang negatif. Reinforcement yang positif berkaitan dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang negatif berkaitan dengan hukuman. Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement negatif akan dapat menghambat dalam organisme berperilaku. Ini berarti bahwa perilaku timbul karena adanya insentif atau reinforcement. Perilaku semacam ini dikupas secara tajam dalam psikologi belajar.
d. Teori Atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (misal motif, sikap, dan sebagainya) atau oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukan oleh Fritz Heider dan teori ini menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi eksternal. Mengenal hal ini lebih lanjut akan dibicakan dalam psikologi sosial.
e. Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan mnemilih alternatif perilaku yang akan memb aa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai model subjective expected utility (SEU). Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam mementukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentinngan pribadi yang menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan.
b. Melalui pengertian (insight), yaitu memberikan dasar pemahaman atas alasan tentang perilaku yang akan dibentuk, misalnya datang kuliah jangan terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-teman yang lain. Bila naik sepeda motor pakai helm, karena helm tersebut untuk keamanan diri, Salah seorang tokoh yang menganut teori ini adalah Kohler, yang juga merupakan tokoh psikologi Gestalt.. Dia menemukan dalam eksperimennya bahwa dalam belajar yang penting adalah pengertian atau insight.
c. Melalui penggunaan model, yaitu pembentukan perilaku melaui model atau contoh teladan.Orang mengatakan bahwa orang tua sebagai contoh anak-anaknya, peminpin sebagai panutan yang dipimpinnya, hal tersebut menunjukkan pembentukan perilaku dengan menggunakan model. Cara ini disarakan atas teori belajar sosial (social learning theory) atau observational learning theory yang dikemukakan oleh Bandura.
4. Beberapa Teori Perilaku
Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungannya. Perilaku itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini ada beberapa teori. Di antara teori tersebut sebagai berikut.
a. Teori Insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall, sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku psikologi sosial pertama kali.Menurutnya, perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku innate, yaitu perilaku bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman. Pendapat ini mendapat tanggapan yang cukup tajam dari Allport yang berpendapat bahwa perilaku manusia itu disebabkan karena banyak faktor, termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya.
b. Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan atau drive tertentu. Dorongan-dorongan itu berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila organisme itu mempunyai kebutuhan, dan organisme ingin memenuhi kebutuhannya maka akan terjadi ketegangan dalam diri organisme itu. Bila organisme berperilaku dan dapat memenuhi kebutuhan itu, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan tersebut. Oleh karena itu, menurut Hull, teori ini disebut juga teori drive reduction.
c. Teori Insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif. Dengan insntif akan mendorong organisme itu berbuat atau berperilaku. Insentif atau bisa disebut reinforcement ada yang positif ada yang negatif. Reinforcement yang positif berkaitan dengan hadiah, sedangkan reinforcement yang negatif berkaitan dengan hukuman. Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan reinforcement negatif akan dapat menghambat dalam organisme berperilaku. Ini berarti bahwa perilaku timbul karena adanya insentif atau reinforcement. Perilaku semacam ini dikupas secara tajam dalam psikologi belajar.
d. Teori Atribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal (misal motif, sikap, dan sebagainya) atau oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukan oleh Fritz Heider dan teori ini menyangkut lapangan psikologi sosial. Pada dasarnya perilaku manusia itu dapat atribusi internal, tetapi juga dapat atribusi eksternal. Mengenal hal ini lebih lanjut akan dibicakan dalam psikologi sosial.
e. Teori Kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka pada umumnya yang bersangkutan akan mnemilih alternatif perilaku yang akan memb aa manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang bersangkutan. Ini yang disebut sebagai model subjective expected utility (SEU). Dengan kemampuan memilih ini berarti faktor berpikir berperan dalam mementukan pilihannya. Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya di samping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat ke depan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak. Dalam model SEU kepentinngan pribadi yang menonjol. Tetapi dalam seseorang berperilaku kadang-kadang kepentingan pribadi dapat disingkirkan.
MAKALAH
UNSUR
ANATOMI KOMUNIKASI
MATA
KULIAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
DOSEN
PEMBIMBING
Dr.ASEP
SOLIKIN
KELOMPOK
: 6
Apsabra NIM: 13.21.014758
Rusiana NIM: 13.21.015261
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
FKIP
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT. Atas terselesainya makalah ini, sholawat dan salam tak
lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
Makalah ini kami susun dengan
tujuan agar menambah pengetahuan tentang metode teori belajar sebagai sarana
pendidik, guna menambah wawasan bagi rekan-rekan sesama mahasiswa sehingga kita
mampu untuk berpikir agar menjadi lebih maju.
Terima kasih kepada Bapak
selaku dosen pembimbing kami, terima kasih pula kepada rekan-rekan yang telah
berpartisipasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata, tiada gading yang
tak retak, demikian pula dengan makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun tetap kami nantikan demi
kesempurnan makalah ini.
DAFTAR ISI
Halaman Judul
...............................................................................................................
1
Kata Pengantar
.............................................................................................................2
Daftar Isi
.....................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................
4
A. Latar
Belakang...............................................................................
4
B. Rumusan Masalah......................................................................................
4
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................................
5
A.Peran dan fungsi masing-masing
unsur dalam anatomi komunikasi...........5
BAB III
PENUTUP
.......................................................................................................
8
A.
Kesimpulan...................................................................................................
8
B. Kririk dan Saran.............................................................................................................
8
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Komunikasi dalam masyarakat sangatlah erat hubungannya dalam dampak kesejahteraan
membangun hubungan baik antar individu, dimulai dari masyarakat terkecil yakni
keluarga sampai pada hubungan Internasional yang mana melibatkan person
–person dengan jumlh yang sngat besar.
Baik dan buruknya kondisi antar individu, social, masyarakat, bahkan
antar Negara adalah tergantung bgaimana komunikasi antar obyek yang
bersaangkutan. Jika komunikasi terjalin dengan baikmka kemungkinan menapat
peluang besar menuju kesuksesan akan besar pula.
Oleh sebab pentingnya sebuah komunikasi, maka disini pemakalah akan
memaparkan beberapa poin yang berhubungan dengan dasar- dasar komunikasi. Semog
dengan prinsip- prinsip tersebut dapat membantu sesame untuk menuju jalan
komunikasi yang baik sehingga menghsilkan dampak yang baik pula
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah unsur komuniksi itu?
2. Bagaimna saluran komuniksi dan media
komunikasi berperan dalam menyampaikan pesan?
3. Bagaimana efek komuniksi dan umpan
baliknya
BAB II
KOMUNIKASI
DEFINISI
Istilah komunikasi berasal dari kata
Latin Communicare atau Communisyang berarti
sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang
lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang
lain tersebut menjadi miliknya.
Beberapa definisi komunikasi adalah:
- Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
- Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
- Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981).
- Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
- Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi).
TUJUAN
KOMUNIKASI
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan
penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:
- Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
- Mempengaruhi perilaku seseorang
- Mengungkapkan perasaan
- Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
- Berhubungan dengan orang lain
- Menyelesaian sebuah masalah
- Mencapai sebuah tujuan
- Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
- Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain
PROSES
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu proses
yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut :
Pengirim
pesan , penerima pesan dan pesan
Semua fungsi manajer
melibatkan proses komunikasi.
- 1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi
Pengirim pesan adalah orang yang
mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan
harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non
verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.
Materi pesan dapat berupa :
- Informasi
- Ajakan
- Rencana kerja
- Pertanyaan dan sebagainya
- 2. Simbol/ isyarat
Pada tahap ini pengirim pesan
membuat kode atau simbol sehingga pesannya
dapat dipahami oleh orang lain.
Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan
anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan
penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku
atau menunjukkan arah tertentu.
- 3. Media/penghubung
Adalah alat untuk penyampaian pesan
seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan
disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.
- 4. Mengartikan kode/isyarat
Setelah pesan diterima
melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima
pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut,
sehingga dapat dimengerti /dipahaminya.
- 5. Penerima pesan
Penerima pesan adalah orang yang
dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk
code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh
pengirim
- 6. Balikan (feedback)
Balikan adalah isyarat atau
tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal
maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak
pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau
pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman
yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang
lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan
pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas
pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau
tidak
Balikan yang diberikan oleh orang
lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku
maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku
penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya.
Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan
pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan
diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.
- 7. Gangguan
Gangguan bukan merupakan bagian dari
proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses
komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu
kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat
komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang
diterimanya.
DASAR
KOMUNIKASI
Komunikasi
mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat,
Libat.
Niat menyangkut :
l Apa yang akan disampaikan
l Siapa sasarannya
l Apa yang akan dicapai
l Kapan akan disampaikan
Minat, ada dua factor yang mempengaruhi yaitu:
- Faktor obyektif : merupakan rangsang yang kita terima
- Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus
Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada
sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan,
pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang.
Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima.
Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.
JENIS
KOMUNIKASI
Pada dasarnya komunikasi digunakan
untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia
atau kelompok
Jenis komunikasi terdiri dari:
- Komunikasi verbal dengan kata-kata
- Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
- 1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;
- Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.
- Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
- Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.
- Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.
- Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.
- Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
- 2. Komunikasi Non Verbal
Komunikasi non verbal adalah
penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan
arti pada komunikasi verbal.
Yang termasuk komunikasi non verbal
:
- a. Ekspresi wajah, merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
- b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinterakasi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya
- c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan.
- d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.
- e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.
- f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress
BENTUK
KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai proses
memiliki bentuk :
- 1. Bentuk Komunikasi berdasarkan
- a. Komunikasi langsung
Komunikasi langsung tanpa
mengguanakan alat.
Komunikasi berbentuk kata-kata,
gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita
berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.
A——–à ß———–B
- b. Komunikasi tidak langsung
Biasanya menggunakan alat dan
mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran)
ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio,
buku, dll.
Contoh : “ Buanglah sampah pada
tempatnya
- 2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :
- a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.
Komunikasi masa yang baik
harus :
Pesan disusun dengan jelas,
tidak rumit dan tidak bertele-tele
Bahasa yang mudah
dimengerti/dipahami
Bentuk gambar yang baik
Membentuk kelompok khusus, misalnya
kelompok pendengar (radio)
- b. Komunikasi kelompok
Adalah komunikasi yang sasarannya
sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan
komunikasi langsung dan timbal balik.
Perawat—– ® ¬ ——Pengunjung
puskesmas
- c. Komunikasi perorangan.
Adalah komunikasi dengan tatap
muka dapat juga melalui telepon.
Perawat—– ® ¬ ——Pasien
- 3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan :
- Komunikasi satu arah
Pesan disampaikan oleh sumber
kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai
kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio.
A
B
- b. Komunikasi timbal balik.
Pesan disampaikan kepada
sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi
kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik
HAMBATAN KOMUNIKASI
- 1. Hambatan dari Proses Komunikasi
- Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
- Hambatan dalam penyandian/simbol
Hal ini dapat terjadi karena bahasa
yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu,
simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit.
- Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.
- Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima
- Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.
- Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.
- 2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu
komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain,
misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.
- 3. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam
komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak
jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
- 4. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial
kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta
harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesa
- Kelas dibagi menjadi empat (4) kelompok
- Masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
- Ketua kelompok menugaskan anggota kelompoknya untuk berpasang-pasangan. Masing-masing menanyakan kepada pasangannya tentang :
-
Keluarga (anak, istri/suami dll)
-
Pendidikan
-
Tempat kerja
-
Rencana masa depan, termasuk rencana yang berkaitan dengan SPMKK dan tidak
boleh dibuat catatan.
- Setelah itu saling bergantian (10 menit).
- Setelah itu masuk dalam kelompok kecil dan menceritakan apa yang dia peroleh dari pasangannya (pasangannya tidak boleh berkomentar sebelum selesai penyampaian).
- Setelah selesai baru diklarifikasi oleh yang bersangkutan (YBS).
- Terakhir diskusikan apa yang dapat anda peroleh dari permainan diatas
- Catatan untuk fasilitator :
-
Metoda ini untuk melihat :
- Apakah seseorang dapat menjadi seorang pendengar yang baik
- Apakah seseorang dapat menyampaikan informasi dengan jelas
-
Setelah itu sampaikan “10 Ciri-Ciri Pendengar yang Baik”
PERANAN KOMUNIKASI
A.
Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan pendidikan
Disebut juga dengan informasi
kependidikan dan komunikasi pendidikan, sebab terjadinya komunikasi memang di
dunia pendidikan. Pengertian lengkapnya memang tidak bisa dijelaskan hanya
menggunakan betasan-batasan ringkas saja, karena seperti pengertian komunikasi
umumnya, tidak mungkin dibuatkan definisinya secara ringkas, tunggal, dan
tegas. Komunikasi pendidikan pun demikian, meskipun dalam hal ini sudah
disentuhkan ke dalam bidang pendidikan.
Pendidikan merupakan proses yang
panjang, yang melibatkan banyak unsur seperti pendidik, administrator
pendidikan, proses, komunikasi, peserta didik, pesan-pesan atau informasi
pendidikan, dan adanya tujuan-tujuan yang dicapai dari proses pendidikan
dimaksud. Itu untuk pendidikan formal. Lantas kalau pengertian pendidikan di
dalam keluarga, di masyarakat, di pesantren, dan di lembaga-lembaga pendidikan
luar sekolah lainnya, tentunya tidak seperti itu unsur-unsurnya. Dan
pengertiannya pun menjadi berbeda.
Pada pelaksanaan pendidikan formal
atau pendidikan melalui lembaga-lembaga pendidikan sekolah, tampak jelas bahwa
proses komunikasi sangat dominan kedudukannya. Hal ini setidaknya tampak dalam
proses instruksional, yang dalam dunia pendidikan sampai saat ini masih
menduduki posisi dominan. Gambar pada halaman berikutnya menunjukkan proses
pendidikan. Di situ tampak bahwa pendidikan bukan sekadar mengajari anak-anak
supaya menjadi lebih baik, menjadi pintar, atau sekadar berkomunikasi dengan
mereka yang isinya memberi nasehat supaya mereka berperilaku baik. Namun sudah
semakin kompleks, karena melibatkan banyak unsur di dalamnya.
Tidak perlu disebut seberapa penting
kedudukan komunikasi dalam pendidikan. Yang jelas proses pendidikan memang
sebagian besar hanya bisa dilakukan melalui adanya proses komunikasi dan
keterlibatan informasi. Artinya, hampir tidak ada proses pendidikan yang tanpa
melalui komunikasi dan informasi. Orang menyampaikan pesan, mengajar,
memberikan data dan fakta untuk kepentingan pendidikan, merumuskan kalimat yang
baik dan benar, semuanya hanya bisa dilakukan dengan penggunaan informasi
komunikatif. Masalahnya adalah pada jenis komunikasi yang bagaimana dan
informasi jenis apa yang biasa dan sering digunakan untuk tujuan dan menggarap
bidang pendidikan. Jadi dengan kata lain adalah komunikasi yang digunakan dalam
lingkungan pendidikan, atau komunikasi pendidikan yang lebih langsung mempunyai
makna menyatu dalam pendidikan. Pengertian umumnya adalah proses komunikasi
yang dirancang atau dipersiapkan secara khusus untuk tujuan-tujuan penyampaian
pesan-pesan atau informasi pendidikan.
Berbeda dengan komunikasi untuk
hal-hal yang lainnya, komunikasi pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, yakni
untuk merubah perilaku sasaran ke arah yang lebih berkualitas, ke arah positif.
Komunikasi pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk itu, karena memang harus
bisa dipertanggung jawabkan pada akhir dari suatu proses yang dilaksanakannya,
yakni melalui suatu evaluasi hasil pendidikan. Jika hasil dari evaluasinya
menunjukkan nilai yang jelek, itu bukan semata-mata kekurangberhasilan peserta
pendidikan dalam mengikuti proses komunikasi pendidikan, melainkan juga
menunjukkan kegagalan komunikasi pendidikan yang disampaikan oleh komunikator
pendidikan di lapangan. Kalau siswa bodoh, bukan semata-mata siswanya yang
tidak pandai, melainkan gurunya yang tidak berhasil menyampaikan pesan-pesan
pendidikan melalui penggunaan proses komunikasi yang tepat. Dengan kata lain
informasi pendidikan yang disampaikannya tidak komunikatif, atau mungkin juga
karena yang disampaikan atau dikomunikasikannya bukan informasi pendidikan. Hal
ini demikian, sebab, bisa saja misalnya sang guru dalam menyajikan materi
pendidikannya terlalu tinggi tingkat penalarannya, mungkin juga tidak runtut
penyampaiannya, salah menggunakan metode komunikasi, salah memilih strategi, kurang
cocok menggunakan media komunikasi, dsb. Banyak kemungkinan mengapa pendidikan
tidak berhasil.
- B. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan sosial
Dunia sosial sangat luas dan sangat
abstrak jika tidak dikonstruksikan dalam kasus-kasus kecil lebih dahulu, karena
akan mengundang banyak pertanyaan yang semakin merumit. Untuk mengetahui
realitas sosial secara utuh, orang sulit menjelaskannya secara bersama dan
sekaligus, melainkan perlu sepotong-sepotong, dan akhirnya dihubungkan satu
sama lain menjadi suatu sistem sosial yang terpadu.
Kita lihat sekali lagi gambaran ini
dan bayangkan saja. Seseorang pada suatu saat di suatu tempat, sedang
sendirian. Kira-kira sedang memikirkan apa dia. Mungkin saja dia sedang
melamun, atau sedang berpikir tentang utang-utangnya, atau sedang mencari
hiburan, atau sedang merencanakan kejahatan, atau sedang menunggu kawan, atau
sedang gelisah, marah, dsb. Dilihat dari segi kebutuhannya, dia mungkin saja
sedang memikirkannya bagaimana cara mendapatkan sesuatu yang diidam-idamkannya.
Jika dilihat dari aspek waktu, maka dia pun tidak terbebas dari pengaruh waktu
tersebut. Misalnya, jika tadi dia sedang sendirian pada pagi hari, maka pada
siang dan sore harinya tentu tidak sama apa yang dilakukannya atau apa yang
dipikirkannya, meskipun secara fisik sama-sama berdiam di tempat yang sama.
Orang tidak bisa berada dalam dua ruang dan atau waktu yang berbeda pada saat
yang sama.
Gambaran tersebut hanya sekadar
untuk menunjukkan bahwa, hanya satu orang saja sudah cukup rumit untuk mengetahui
hakekat orang atau manusia secara tepat. Apalagi jika orang tadi sudah
mengambil perannya, seperti sudah berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Katakanlah, misalnya dia
sudah berhubungan dengan orang lain, dengan satu orang, dua orang, tiga orang,
dan seterusnya hingga berpuluh orang dan bahkan dalam satu lingkungan
masyarakat tertentu, seperti satu RT, satu RW, satu kelurahan, satu kabupaten,
dsb. Belum lagi jika berinteraksinya dengan orang lain dalam suatu lingkungan
organisasi sosial yang mempunyai tujuan tertentu. Sangat rumit bukan?
Komunikasi dalam lingkungan sosial
memang serumit kondisi sosial dalam bayangan di atas. Namun uniknya, karena
manusia itu mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dan berbagi informasi, atau
kemampuan menggunakan lambang-lambang komunikasi, maka ikatan-ikatan
interaksinya dengan orang lain tadi pun bisa direkat. Terjadinya suatu kelompok
dalam lingkungan masyarakat sosial sedikit banyak karena andil komunikasi dan
proses berbagi informasi. Keluarga pun diawali oleh peristiwa komunikasi.
Bukankah terbentuknya keluarga kita asalnya dari peristiwa komunikasi? Dimulai
dari kontak pandang, lalu menaksir, dilanjutkan kepada melamar, dan akhirnya
terjadilah ikatan perkawinan. Semuanya dilakukan dengan komunikasi dan
pertukaran informasi. Atau setidaknya andil komunikasi dan informasi sangat
besar dalam hal ini.
Ikatan sosial yang lebih khas dan
juga luas seperti organisasi, lembaga, dan struktur sosial lainnya, hanya bisa
efektif jika direkat dengan komunikasi dan berbagi informnasi. Karena ikatan
yang didasarkan atas komunikasi adalah ikatan yang sangat demokratis. Setiap
orang atau anggota dalam suatu ikatan sosial tadi mempunyai kesempatan dan hak
yang sama untuk mengkomunikasikan gagasan atau pendapatnya.
- C. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan keluarga
Di lingkungan keluarga, komunikasi
juga sangat besar kedudukannya dalam mempertahankan kelangsungan hidup keluarga
yang bersangkutan. Tanpa dibarengi dengan pelaksanaan komunikasi yang terbuka
antar anggota dalam suatu keluarga, dipastikan tidak akan terjadi keharmonisan
di dalamnya. Bahkan kegagalan-kegagalan dalam perkawinan di suatu keluarga,
sebagian besar karena tidak adanya informasi komunikasi yang terbuka. Salah
satu syarat utama untuk memahamkan orang lain dalam lingkungan keluarga adalah
komunikasi yang terbuka tadi. Masing-masing anggota keluarga saling membuka
diri atas hal-hal yang bisa menjadikan ketidaksejalanan anggota keluarga.
Dengan membuka diri tersebut, maka tiap anggota keluarga yang lain akan
memahami kemauan-kemauan dan gagasannya, sehingga jika pun terjadi hal-hal yang
berbeda, akan bisa dicari jalan keluarnya.
Dalam keluarga juga paling sering
terjadinya proses komunikasi dan informasi pendidikan. Bukankah pendidikan
awalnya dari keluarga? Sebagian besar manusia dididik awalnya di lingkungan
keluarga. Segala perilaku orang tua dan lingkungannya dalam keluarga, sepanjang
anak-anak masih diasuh di dalamnya, akan selalu mendapatkan proses pendidikan.
Bentuk nyatanya adalah, orang tua selalu memberi nasehat-nasehat tertentu
kepada anak-anaknya, membuat peraturan yang mengikat terhadap seluruh anggota
keluarga, melindungi anak dari hal-hal buruk dan pengaruh luar yang buruk,
memberikan contoh bagaimana makan yang baik, berbicara yang sopan, dan
bertindak sesuai dengan aturan norma yang berlaku, dsb. Itu semua menggambarkan
proses pendidikan di dalam keluarga.
Tidak mungkin cukup halaman ini
untuk memverbalkan semua proses pendidikan dan juga komunikasi dan saling
berbagi informasi yang berlangsung di lingkungan keluarga. Itu tadi hanya
sebagian kecil saja yang dijadikan contoh untuk sekadar mengingatkan, bahwa
proses pendidikan melalui pelaksanaan komunikasi yang efektif dalam lingkungan
keluarga, sangat banyak variasinya. Mereka atau orang tua ada yang lebih
menekankan kepada kerasnya disiplin, ada yang lebih menekankan kepada aspek
demokrasinya, dan ada juga yang lebih menitikberatkan kepada kasih sayangnya.
Di dalam lingkungan keluarga memang
tidak hanya terjadi proses komunikasi pendidikan, melainkan juga masih sering
terkait dengan proses komunikasi lain seperti komunikasi massa (setidaknya
sebagai anggota audiens pemirsa), komunikasi sosial karena keluarga adalah
lembaga sosial yang terkecil di masyarakat, dsb. Namun demikian, pola
komunikasi keluarga tampaknya lebih dominan.
Informasi dalam lingkungan keluarga
pun menyertai kehadiran proses komunikasi, baik langsung ataupun tidak
langsung. Seperti halnya proses komunikasi, proses perjalanan informasi dalam
lingkungan keluarga selalu sejalan sebagai sertaan proses komunikasi. Bahkan,
beragam informasi di jaman sekarang sudah sedemikian banyak dan kompleks untuk
dipilah-pilah mana yang bersifat edukatif dan mana yang sebaiknya dihindari.
Program-program televisi, acara radio, kehadiran VCD dengan berbagai sajian
komunikasi dan informasi yang sering tidak sesuai dengan kondisi keluarga, juga
turut mempengaruhi proses perjalanan keluarga yang bersangkutan.
Sebagai anggota masyarakat, kita
sama sekali tidak mempunyai kekuatan apa-apa untuk menghadapi situasi seperti
ini. Bisakah kita melarang peredaran VCD-VCD yang sebarannya serta cara
memperolehnya lebih mudah dari membeli kacang goreng?. Bisakah kita melarang
atau setidaknya mengatur anak-anak kita atau saudara-saudara kita yang masih
kecil untuk tidak menonton acara siaran televisi tertentu yang sebenarnya bukan
untuk konsumsi mereka?. Bisakah kita sebagai orang tua atau setidaknya sebagai
anggota masyarakat yang masih peduli terhadap pendidikan keluarga, memantau
anak-anak kita atau adik-adik kita yang masih di bawah umur untuk tidak
mengakses internet pada situs-situs dewasa?. Semuanya serba sulit untuk
ditangani. Sayangnya, informasi dalam proses komunikasi seperti ini justru pada
masa sekarang bak banjir bandang yang tidak satupun orang bisa mencegahnya.
D.
Informasi dan Komunikasi dalam Kelompok dan Organisasi
Komunikasi kelompok dan komunikasi
organisasional sebenarnya berbeda. Yang pertama lebih memusatkan diri pada
peristiwa komunikasi yang terjadi antar beberapa orang, baik yang terstruktur
maupun yang tidak terstruktur, sedangkan yang terakhir lebih dinamis sifatnya.
Kelompok yang sudah terstruktur dan sudah terorganisasikan secara tetap seperti
tampak dalam organisasi-organisasi sosial dan lembaga kemasyarakatan, biasanya
anggota-anggotanya relatif tetap dan terdaftar secara formal. Sedangkan pada
kelompok yang tidak terstruktur tadi, tidak selalu terdaftar secara formal.
Tiga orang yang tidak saling kenal
bertemu di jalan, dan mengadakan diskusi seadanya mengenai suatu kasus, juga
termasuk ke dalam komunikasi kelompok. Setidaknya itu jika dilihat dari segi
jumlah orang yang terlibat di dalamnya. Sementara itu organisasi, meskipun itu
masih dalam kategori kelompok yang relatif formal dan tetap fungsi-fungsinya,
mereka sudah banyak yang mengembangkan hubungannya dengan pihak lain, baik
perorangan, kelompok, maupun organisasi serupa di masyarakat. Pola hubungan
dimaksud bisa dilakukan dalam suatu jaringan komunikasi dan informasi. Apalagi
sekarang, di mana media komunikasi sudah sedemikian majunya. Melalui internet,
seseorang, tanpa melalui kelompok atau organisasinya, sanggup berkomunikasi
dengan orang lain yang jauh secara ruang dan juga waktu. Meskipun untuk yang
terakhir ini proses komunikasinya kurang bersifat interaktif, namun sebagian
darinya sudah bisa interaktif, seperti berkomunikasi menggunakan komputer dan
internet, dan juga telepon bergambar. Yang umum untuk saat sekarang adalah
sekadar membaca buku, atau menonton siaran televisi dan radio, baik siaran
langsung atau siaran tunda.
- E. Informasi dan Komunikasi dalam lingkungan lembaga informasi dan perpustakaan.
Dilihat dari aspek sosial dan
komunikasi, perpustakaan atau pusat-pusat dokumentasi informasi lain yang
sejenis, bisa didudukkan sebagai salah satu struktur sosial dalam masyarakat,
lembaga, atau bahkan proses dan organisasi. Dalam tulisan ini, perpustakaan
atau lembaga pengelola informasi sejenis lainnya didudukkan sebagai suatu
subjek dan objek sekaligus, yang di dalamnya bisa bermakna: proses, ilmu, seni,
pusat koleksi, pusat pelestarian, tempat, unit kerja, ruang, gedung, atau
bahkan pusat pengolahan, atau pusat pelayanan. Semuanya bisa, bergantung kepada
cara pandang kita dan bagaimana kita memperlakukannya.
Fungsi-fungsi komunikasi dan proses
perjalanan informasi dalam konteks ini sangat kental menyertainya. Bahkan
hampir semua bentuk dan hasil kegiatan perpustakaan, mempunyai tujuan untuk
dikomunikasikan kepada masyarakat seluas-luasnya. Orang mengklasifikasikan dan
mengorganisasikan informasi dan sumber-sumber informasi, tiada lain tujuannya
adalah untuk kemudahan pemanfaatannya oleh masyarakat luas. Katalog juga
disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh masyarakat pengguna
informasi pada umumnya. Tidak ada aspek kegiatan dan proses kerja di
perpustakaan dan pusat-pusat informasi yang tidak melibatkan komunikasi di
dalamnya.
Dilihat dari segi kelembagaan,
perpustakaan dan juga pusat-pusat informasi dan dokumentasi lainnya dianggap
sebagai unit kerja yang bersama-sama dengan unit kerja- unit kerja lainnya di
dalam lingkungan lembaga penaungnya, turut serta menunjang pencapaian tujuan
dari lembaga induknya tersebut. Karena sebagai unit kerja, maka secara
organisasi perpustakaan terbagi ke dalam unit kerja-unit kerja yang lebih
kecil. Dari sana maka informasi yang ditanganinya pun menyesuaikan secara
proporsional. Ada informasi untuk bahan administrasi pengadaan, ada informasi
untuk data peminjaman, dan ada juga informasi yang dilayankan kepada pengguna
luas.
Proses komunikasi dalam segala
aspeknya terjadi di lingkungan perpustakaan dan lembaga pengelola informasi dan
dokumentasi ini. Misalnya, di bagian referens terjadi proses komunikasi
pendidikan dan antar persona sekaligus, di ruang media terjadi proses komunikasi
bermedia, dan di bagian pelayanan peminjaman koleksi terjadi proses komunikasi
antar persona. Dan, secara umum, perpustakaan juga berfungsi sebagai lembaga
layanan jasa penelusuran informasi.
Informasi dan Komunikasi dalam
lingkungan media.
Komunikasi dan media inilah yang
tampaknya sampai saat ini masih banyak dibicarakan orang, karena media sekarang
sudah sedemikian maju dan canggih. Melalui media komunikasi yang ada di hampir
setiap rumah, kita bisa melihat dunia luar. Peristiwa-peristiwa di luar kita
setiap saat ditayangkan melalui media televisi, majalah, surat kabar, film,
internet, atau media komunikasi lainnya.
Informasi dengan segala jenis dan
sifatnya hampir tanpa putus selama 24 jam sehari menerpa kita melalui
saluran-saluran komunikasi tadi. Sekarang acara televisi hampir 24 jam sehari.
Radio pun demikian, tidak pernah putus acara siarannya. Artinya kalau acara
siaran radio yang satu sudah tutup, maka kita bisa berganti dengan acara siaran
radio yang lainnya, baik radio yang tergabung dalam RRI (Radio Republik
Indonesia) maupun radio yang tergabung dalam PRSSNI (Persatuan Radio Siaran
Swasta Nasional Indonesia). Kalau radio siaran dalam negeri sudah tutup maka
orang bisa beralih gelombang dan mencari acara siaran radio asing. Tidak pernah
putus sepanjang waktu.
Dalam menonton atau mendengarkan
radio seperti itu, orang bisa menerima informasi tanpa henti. Proses komunikasi
berlangsung tanpa henti. Meskipun kita juga yang mengatur kapan akan melakukan
proses komunikasi dan transfer informasi melalui media komunikasi massa
tersebut.
Komunikasi massa merupakan proses
komunikasi yang menggunakan media massa. Sementara itu media massa juga
merupakan suatu sistem sosial yang sudah melembaga. Artinya ia tidak berdiri
sendiri. Ia bergantung kepada banyak faktor, seperti faktor kebutuhan informasi
dan komunikasi masyarakat, faktor struktur sosial, faktor kebijakan, dan faktor
ekonomi. Semuanya turut menentukan proses dalam perjalanan media dimaksud.
Dari peristiwa hubungan antara
manusia sebagai komunkator, sebagai pengguna atau komunikan, atau sebagai
organisasi penyaji media, dan juga medianya itu sendiri, serta effek yang
ditimbulkan antar komponen tadi, sangat mungkin akan menjadikan peristiwa
hubungan antar komponen tadi menjadi semakin kompleks. Ilmuwan komunikasi dan
sosial, juga pendidikan, tidak lagi hanya mencari beberapa penggal effek saja
dari semua kemungkinan yang diakibatkan oleh interaksi antara media, lembaga
masyarakat, dan orang kebanyakan sebagai pengguna.
Pertanyaannya adalah, apakah ilmuwan
sanggup merumuskan suatu hasil studi yang representatif akan pola hubungan
antar komponen tadi?. Itulah sebagian dari tugas kita sebagai calon ilmuwan,
sejak sekarang.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dalam komunikasi sedikitnya terdapat tiga
unsur agar tercapai komunikasi yang ideal, yakni komikator, komunikan, dan
pesan.
Saluran komunikasi dan media komunikasi
adalah sesuatu yang dapat membantu antara komunikator dan komunikan dalam
menyampaikan pesannya, baik secara elektronik atai nonelektronik.
Efek Komunikasi adalah sebuah respon yang
dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima pesan dari komunikator.
Umpan balik adalah jawaban yang diberikan
oleh komunikan kepada komunikator.
3.2. Kritik dan Saran
Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan guna membantu pemakalah
dalam menghasilkan karya yang lebih baik
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto, Ilmu Komunikasi.Bandung PT.SARANA TUTORIAL NURANI
SEJAHTERA. 2011
Langganan:
Postingan (Atom)