Minggu, 16 November 2014



MAKALAH
Teori Belajar Humanisme
Menurut Carl Rogers

Mata kuliah :  Belajar dan Pembelajaraan

Dosen Pengajar
Heru Nurrohman, M.Pd



Di susun oleh :
Kelompok 4
Dewi Sartika                                                             13.21.014494
Heppy Ratna Sari                                                    13.21.014495
Maria Anita Priska Lambu                                    13.21.014861




PROGRAM STUDY BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA 2013


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul  “Teori Belajar Humanisme”.

Makalah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini biasa bermanfaat bagi kita maupun masyarakat.





Palangka Raya,      Oktober 2013


Penyusun











                                                                                        









BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar  Belakang

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar dan pembelajaran berhubungan sangat erat karena pembelajaraan merupakan suatu proses yang digunakan dalam belajar. Belajar dan Pembelajaran juga terjadi secara bersama-sama dan beriringan. Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dengan sengaja dilakukan untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan pada tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan pendidikan.

1.2     Tujuan Masalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang Teori Belajar Humanisme, Serta agar dapat mengetahui model pembelajaran yang dikuasai oleh peserta didik.

1.3     Rumusan Masalah

1.   Apa yang dimaksud dengan Teori Pembelajaran Humanisme ?
2.   Bagaimana cara penjelasan Carl Rogers mengenai teorinya ?

















B. Pengertian Teori Humanisme

Menurut Carl Rogers Teori belajar Humanisme memandang bahwa perilaku manusia ditentukan oleh faktor internal dirinya dan bukan oleh kondisi lingkungan ataupun pengetahuan. Menurut Teori Humanisme adalah aktualisasi diri yang merupakan puncak perkembangan individu. Carl Rogers menyimpulkan tujuan belajar adalah memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika peserta didik memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajar harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

Carl Rogers juga berpendapat penganut Teori Humanistik adalah proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini menekankan pentingnya “isi” dari proses belajar. Dalam kenyataannya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.

C. Teori Humanistik Menurut Carl Rogers

Teori Humanistik metode yang diterapkan oleh Carl Rogers dalam psikoterapi awalnya disebut non directive atau terapi yang berpusat pada klien(client centered therapy). Pendekatan terapi yang berpusat pada klien dari Carl Rogers sebagai metode untuk memahami orang lain, menangani masalah-masalah gangguan emosional. Cals Rogers berkeyakinan bahwa pandangan Humanistik dan holisme terdapat nilai-nilai kemanusiaan. Dalam teorinya, klien diajak untuk memahami diri dan pada akhirnya menyadari untuk mengembangkan diri secara utuh. Berfungsi secara 5 sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being) yaitu :

1.   Keterbukaan pada pengalaman
Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan mengalami banyak emosi (emosional) baik positif maupun negative.
2.   Kehidupan Eknstensial
Kualitas dari kehidupan esnstensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru dan selalu berubah dan cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.
3.   Kepercyaan terhadap organisme
Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingakah laku menurut apa yang dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif). Sehingga ia dapat mempertimbangkan setiap segi dari suatu situasi dengan baik.
4.   Perasaan bebas
Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintngan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung ia dapat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa sajayang ingin dilakukannya.
5.   Kreativitas
Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri-ciri tingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam disekitarnya.

Carl Rogers adalah seorang psikolog humanistik yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prangsaka buruk (antara klien dan trapist) dalam membatu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Carl Rogers juga menyakini bahwa sebenarnya klien memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas trapist hanya membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Carl Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-pontensi psikologis yang unik. Menurut Carl Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaraan yaitu :

1.   Menjadi manusia berarti memiliki kekuataan yang wajar untuk belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
2.   Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. Pengorganisasian bahan pengajaraan berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
3.   Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses.

Carl Rogers menunjukkan sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yang penting yaitu :
1.   Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.
2.   Belajar yang signifikasi terjadi apabila materi pembelajaran dirasakan murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.
3.   Belajar yang menyangkut perubahan didalam persepsi mengenai dirinya sendiri dianggap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
4.   Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin kecil.
5.   Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah proses belajar.
6.   Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.
7.   Belajar diperlancar bila mana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan ikut bertanggung jawab terhadap proses belajar itu.
8.   Belajar insiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik perasaan maupun intelek. Merupakan cara yang dapat memberikan hasil yang mendalam dan lestari
9.   Kepercayaan terhadap diri sendiri,kemerdekaan,kreativitas,lebih mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan melawan diri sendiri dan mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara kedua yang penting.
10.  Belajar yang paling berguna secara sosial didalam modern ini adalah belajar mengenai proses belajar , suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu.
C. Aplikasi Teori Belajar Humanisme dalam Pendidikan

1.   Pendidikan Humanistik
Menurut rogers(2003), dalam proses pendidikan dibutuhkan rasa hormat yang positif, empati, dan suasana yang harmonis/tulus untuk mencapai perkembangan yang sehat sehingga tercapai aktualisasi diri salah satu cara untuk mendeskripsikan pendidikan humanistik adalah dengan melihat apa yang terjadi dikelas. Kirchen baum (1975) melihat ada 5 dimensi yang terdapat dijadikan jalan untuk menjadi kelas yang humanis.
a.    Pilihan dan kendali diri dalam hidupnya.
b.   Siswa diharapkan dengan proses menetapkan tujuan dan membuat keputusan.
c.    Siswa dapat dilatih melalui aktivitas kegiatan belajar.
d.   Belajar yang memungkinkan memiliki pilihan dan kendali dalam merancang masa depan.
e.    Menetapkan tujuan, memutuskan semua tindakan yang dilakukan, dan mempertanggung jawabkan keputusan yang telah diperbuat.

2.   Aplikasi dalam Pembelajaraan

Aplikasi teori humanistic lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaraan humanistic adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh  tujuan pembelajaraan. Pembelajaraan berdasarkan teori humanistic ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaraan yang bersifat  pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indicator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinsiatif dalam belajar dan perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku.

Belajar adalah menekankan pentingnya isi dari proses belajar bersifat eklektik, tujuannya adalah memanusiakan manusia atau mencapai aktualisasi diri. Aplikasi teori humanistik dalam pembelajaraan guru lebih mengarahkan siswa  untuk berpikir induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa  secara aktif dalam proses belajar. Hal ini diterapkan melalui kegiatan diskusi, membahas materi secara berkelompok sehingga siswa dapat mengemukan pendapatnya masing-masing didepan kelas. Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila kurang mengerti terhadap materi yang diajarkan. Pembelajaraan berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian , hari nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

























DAFTAR PUSTAKA

1.      Uno, hamzah 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
3.      Palmer, J.A. (editor). 2003. 50 Pemikir Pendidikan. Dari Piaget Sampai Masa Sekarang. (terjemahan : Farid Assifa). Yogyakarta : Penerbit Jendela.
4.      Roberts, T.B. 1975. Four Psychologies Applied to Education. New York : Schenkman Publishing Company Halsted Press Division John Wiley and Sons.
5.      Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan. Jakarta: Rieneka Cipta.
6.      Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. Orientasi Baru dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2006. hal 13
7.      Drs. Tadjab, M.A. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : Karya Abditama. 1994. hal 79-80.
8.      Drs. Tadjab, M.A. Ilmu Jiwa Pendidikan. Surabaya : Karya Abditama. 1994. hal 82-83.
9.      Palmer, J.A. (editor). 2003. 50 Pemikir Pendidikan. Dari Piaget Sampai Masa Sekarang. (terjemahan : Farid Assifa). Yogyakarta : Penerbit Jendela
10.  Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, Jakarta: Rieneka Cipta.1998. hal. 233-234















Tidak ada komentar:

Posting Komentar